Monday, May 18, 2009

Di Mana Dia

Menanti jejak mu
yang kian hilang
tanah ini telah merah
saat daerah ini
kau langkah menuju
entah ke mana
tiada siapa tahu
pergi mu menggemparkan desa pulau ini

Tiap petang camar membisik
kemarau akan berterusan
laut akan kering
kapal akan berhenti, kaku
angin pun begitu
lesu bertiup
termasuk aku
menanti pulang mu
sedangkan salah mu
hanya sebutir
dibanding dengan mereka
penuh angkara durja

Teman... kerinduan ini
tidak bisa hilang
lantas aku pernah
bungkam pabila rayu mu
hanya kujwab dengan renungan
percayalah teman
saat itu genting
laut fikirku berselirat
antara kebenaran dan kebatilan
padahal aku tahu
jujur mu
cuma gagal meneroka
hatimu...
maafkan aku teman,

setahun pemergian mu
belum dapat ku lupakan
bayangan mu meninggalkan desa ini
dengan sebuah senyuman,
benar-benar aku dicengkam
kalaulah..

Intan nama mu
ke mana arah mu kini

No comments:

Post a Comment